
Mahasiswa angkatan 2022 prodi Sejarah Peradaban Islam UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung melaksanakan lawatan ke salah satu tempat yang menyimpan dokumen bersejarah hasil dari rekaman kegiatan manusia, Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Tulungagung tanggal 5 Juni 2024. Kegiatan tersebut bertajuk Sekolah Arsip yang dilaksanakan dalam rangka orientasi atau pengenalan terhadap dunia kearsipan. Lawatan kali ini mahasiswa didampingi oleh dosen yang juga mengampu mata kuliah Studi Arsip yaitu Bapak Rizal Zamzami, S. Hum., M.A. Mahasiswa mulai berdatangan ke Dinas Kearsipan pada pukul 8.00 WIB, setelah semua mahasiswa hadir ditempat mereka diperkenankan untuk mengisi daftar pengunjung. Hal tersebut sekaligus menjadi pembuka untuk mengawali rangkaian kegiatan lawatan mahasiswa SPI kali ini.
Sebelum mahasiswa SPI diizinkan untuk melihat secara langsung bagaimana rupa, bentuk, serta model penyimpanan arsip, terlebih dulu mahasiswa diberikan pembekalan serta materi-materi kearsipan dari pihak Dinas Kearsipan Kabupaten Tulungagung yang bertempat di aula in door Dinas Kearsipan. Sesi penyampaian materi dimulai pukul 9.30 WIB dengan dibuka oleh Bapak Rizal Zamzami yang memberikan sambutan serta ucapan terima kasih kepada pihak Dinas Kearsipan karena telah menerima dengan senang hati mahasiswa SPI untuk berkunjung dan
belajar tentang kearsipan. Dilanjutkan dengan sambutan dari Bapak Silan, S. ST. Ars, selaku arsiparis ahli yang mewakili pimpinan Dinas Kearsipan yang berhalangan hadir. Bapak Silan juga yang menjadi pemateri pada lawatan kali ini sekaligus memberikan pembekalan kearsipan bagi mahasiswa SPI. Materi-materi yang disampaikan oleh Bapak Silan meliputi pengertian arsip, jenis-jenis arsip, kegunaan arsip, pentingnya kearsipan bagi individu, lembaga, maupun negara, cara mengelola arsip, manfaat tata arsip, hingga cara mendaur ulang arsip. Beliau juga menunjukkan secara langsung kepada mahasiswa SPI bagaimana cara menyimpan arsip yang benar sehingga tidak mudah terdistorsi, dan bentuk dari benda-benda untuk menyimpan arsip seperti filling kabinet, map gantung, dan kertas lilin. Pihak Dinas Kearsipan yang diwakili oleh Ibu Sriana juga mendemokan secara langsung bagaimana memindahkan arsip dengan media kertas ke dalam media digital, serta cara pemerintah mengelola arsip elektronik di website arsip seperti Srikandi, Anri, dan JIKN (Jaringan Informasi Kearsipan Nasional). Ilmu-ilmu tentang kearsipan tersebut tentunya sangat krusial bagi mahasiswa sejarah, mengingat bahwa arsip merupakan sumber data primer bagi penelitian sejarah, selain itu juga sebagai persiapan untuk membuat tugas akhir.***