Dosen Prodi SPI UIN Satu Tulungagung Berkegiatan 5 Hari di BRIN Jakarta Selatan

Nurul Baiti Rohmah, S.S., M.Hum. yang merupakan dosen perempuan satu-satunya yang menekuni sastra Jawa di Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung ini akan berkegiatan di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Jakarta Selatan mengikuti pelaksanaan kegiatan yang diselenggarakan oleh Pusat Riset Preservasi Bahasa dan Sastra BRIN. Agendanya yakni tanggal 21—22 Februari 2023 menjadi pemakalah dalam The 1st International Conference on Language and Literature Preservation (ICLLP) 2023. Yang diselenggarakan secara luring di Grand Ballroom atau Auditorium Utama BRIN Gatot Subroto beralamatkan di Jalan Jenderal Gatot Subroto No. 10 Jakarta Selatan. Selanjutnya, untuk tanggal 23—25 Februari 2023 menjadi peserta Workshop on Mother Tongue-Based Multilingual Education atau Lokakarya Pendidikan Multibahasa Berbasis Bahasa Ibu yang bertempat di Ruang Rapat Besar Lantai 6 Gedung Widya Graha BRIN Gatot Subroto Jakarta Selatan.

Sebagai pemakalah, Nurul Baiti Rohmah, S.S., M.Hum. berkolaborasi dengan Uman Rejo, S.S., M.Hum. yang merupakan dosen sastra Indonesia di Universitas Timor. Dalam kesempatan ini, makalah yang dipresentasikan berjudul “Preservasi, Konservasi, dan Restorasi Sastra Pesantren Islam Jawa Sebagai Genre Produk Budaya Lokal Masyarakat Pesantren di Kawasan Pesisir Selatan Jawa Timur”. Makalah ini dibahas dengan menggunakan pendekatan sosiologi sastra, kajian genre, kajian revitalisasi budaya, dan kajian kearsipan (preservasi, konservasi, dan restorasi). Ada lima hal yang jadi fokus bahasan dalam makalah ini. Pertama, terbentuknya sastra pesantren Islam Jawa dan misi-misi terselubung di dalamnya. Sastra pesantren jangalah diartikan secara sempit. Melainkan pergunakan pendekatan interdisipliner, multidisipliner, dan transdisipliner untuk memahaminya. Sastra pesantren itu produk budaya, sedangkan Islam Jawa merupakan identitas lokalitasnya. Kedua, gambaran kehidupan sosial-budaya kawasan pesisir Selatan Jawa Timur yang berdampak terhadap munculnya kelonggaran kebudayaan pada masing-masing kewilayahan yang ada. Ketiga, berbagai genre produk budaya lokal dalam sastra pesantren Islam Jawa. Jika dilihat dari bentuknya, genre sastra pesantren Islam Jawa yang merupakan ekspansi dari sastra keagamaan melahirkan delapan genre baru meliputi sastra manuskrip, sastra syi’ir atau singir, sastra kitab, sastra pertunjukkan, sastra kelisanan, sastra tradisi, sastra modern, dan sastra alih wahana. Genre-genre baru akan berkembang mengikuti konvensi, inovasi, dan kreasi dalam pertumbuhan dan perkembangannya di masyarakat. Keempat, preservasi, konservasi, restorasi, dan revitalisasi sebagai praktik budaya. Kelima, masa depan sastra pesantren Islam Jawa.

Foto bersama Dr. Obing Katubi, M.Hum. sebagai Kepala Pusat Riset Preservasi Bahasa dan Sastra Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)

Selain bertugas mempresentasikan makalah pada hari pertama ini, kami juga banyak mendapatkan relasi dan korelasi baru mulai dari orang-orang BRIN, dosen dari kampus lain yang berpartisipasi dalam kegiatan ini, serta bertemu dengan beberapa kawan lama yang sudah lama tidak bertemu. Karena selama ini kegiatan dilaksanakan secara daring, maka akan terasa berbeda jika kegiatannya berbentuk luring. Selain itu, juga berkesempatan untuk observasi studi guna melanjutkan rancangan studi lanjut program Doktoral (S-3) di kampus favorit yang diidam-idamkan, terutama yang berkaitan dengan bidang keilmuan yang dikembangkan di kampus homebase saya, tegas Nurul Baiti Rohmah. ***