Mahasiswa Sejarah Peradaban Islam Belajar Memproduksi Crita Cekak

Selasa, 19 Oktober 2021 merupakan kesempatan emas bagi mahasiswa program studi Sejarah Peradaban Islam Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah (FUAD) Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung dapat mengikuti kegiatan Workshop Penulisan Sastra Kreatif melalui arahan Nurul Baiti Rohmah, S.S., M.Hum sebagai pengampu mata kuliah. Dengan mengangkat tema “Pelatihan Penulisan Sastra Kreatif Crita Cekak Berbasis Kearifan Lokal Kebudayaan Jawa”, mahasiswa dituntut dapat memproduksi karya sastra Jawa modern berupa crita cekak dengan menjadikan kearifan lokal (local wisdom, local genius) sebagai sumber inspirasi dan kebudayaan Jawa sebagai setting kulturalnya. Luaran dari kegiatan ini adalah mahasiswa bisa memproduksi crita cekak dengan konvensi yang telah ditentukan sebelumnya. Crita cekak yang dihasilkan mahasiswa Sejarah Peradaban Islam nantinya akan ditulis secara penuh dengan menggunakan bahasa Jawa. Ini tantangan luar biasa yang harus dikerjakan oleh mahasiswa yang sangat super hebat ini. Tidak ada batasan berkaitan dengan tingkatan bahasa Jawa yang akan diaplikasikan mahasiswa melalui karyanya nanti, melainkan mahasiswa akan diberikan ekspresi secara bebas menggunakan tingkatan bahasa Jawa yang mereka kuasai, dengan memperhatikan teks dan konteks tentunya.

Kegiatan yang dilaksanakan secara daring ini menghadirkan Uman Rejo, S.S., M.Hum., dosen Susastra Universitas Timor (Unimor) yang berada di Nusa Tenggara Timur, sebagai narasumber pembicara untuk memberikan gambaran awal berkait dengan crita cekak yang akan dihasilkan mahasiswa. Dalam presentasinya, banyak hal yang disampaikan narasumber pembicara berkaitan dengan kegiatan penulisan sastra kreatif ini. Pertama, tujuan menulis harus dimantabkan terlebih dahulu. Kedua, mengenalkan bagaimana karakteristik penulisan sastra itu sehingga berbeda dengan penulisan nonsastra. Ketiga, mengajak untuk memahami karakteristik crita cekak dan unsur-unsur yang mengonstruksinya. Keempat, media yang digunakan dalam menulis crita cekak. Kelima, memahami hakikat kearifan lokal sebagai sumber inspirasi penulisannya. Keenam, memahami kebudayaan Jawa sebagai setting kultural untuk crita cekak yang akan diproduksi. Ketujuh, praktik penulisan sastra kreatif crita cekak, yang dimulai dengan tahapan kreatifitas memunculkan ide, mengembangkan ide, melahirkan ide, menyempurnakan ide, dan memulai melakukan penulisan.

Sebagai pengampu mata kuliah, Nurul Baiti Rohmah menegaskan, crita cekak yang telah diproduksi mahasiswa melalui kegiatan ini akan direview terlebih dahulu sebelum dinyatakan layak untuk diterbitkan menjadi antologi bersama. Oleh karena itu, mahasiswa dianjurkan untuk memanfaatkan secara optimal dan maksimal kegiatan kreatif seperti ini. Antologi bersama tersebut akan diterbitkan oleh penerbit nasional beranggotakan IKAPI dan memiliki ISBN. Ini semua dilakukan sebagai bentuk upaya untuk melestarikan kebudayaan Jawa yang ada di negara Indonesia ini melalui kegiatan penciptaan karya sastra modern. Semakin luar biasa lagi, jika produksi budaya yang dihasilkan mahasiswa ini bisa didaftarkan dan mendapatkan HAKI. Sehingga bisa memberi kontribusi untuk peningkatan mutu akreditasi program studi Sejarah Peradaban Islam ke depannya. ****