Sabtu, 16 Oktober 2021, HMJ Sejarah Peradaban Islam melakukan diskusi rutinannya Diswara dengan tema Sejarah Pergerakan Bangsa: Dari Perlawanan Kedaerahan Menuju Kesadaran Nasional. Diskusi ini diantik oleh Ahmad Fahrur Rozi mahasiswa SPI semester 7 dan dimoderatori oleh Fikriyatul Azzahro mahasiswa SPI semester 5. Diskusi seperti biasa bertempat di Bagong Coffeeshop dengan diikuti peserta offline dan online.
Ozi menerangkan bahwa setidaknya ada beberapa hal yang memantik adanya kesadaran nasional. Pertama, menjamurnya faham-faham dilingkup dunia internasional, seeprti pan-islamisme, sosialisme, nasionalisme, dsb. Di Indonesia sendiri muncul organisasi Sarekat Dagang Islam. Kemudian dalam perkembangannya organisasi tersebut berubah menjadi Sarekat Islam yang bergerak di bidang pendidikan.
Kemudian seiring diterapkannya politik etis juga mempengaruhi munculnya kesadaran nasional. Politik etis tersebut berupa berdirinya sekolah-sekolah dan adanya beasiswa keluar negeri. Selain itu pembentukan lembaga pendidikan juga dilakukan oleh organisasi-organisasi Islam seeprti Muhammadiyah, NU, Persis, dsb. Proses pendidikan itu melahirkan para intelektual yang membangunkan masyarakat yang “tertidur”. Kemudian para intelektual tersbut mengkondisikan massa untuk sadar akan adanya penindasan yang terjadi.
Sebelum adanya politik etis, perlawanan bersifat lokal, inkonsisten dan mencari swaka ghaib. Inkonsisten maksudnya ketika pemimpin perlawan ditawan, maka perlawanan akan mati. Sedang mencari swaka ghaib maksudnya masyarakat kita pada saat itu masih menghubungkan hal-hal dengan sesuatu yang ghaib. Sehingga hal-hal yang demikian yang menjadikan perlawanan bersifat belum membuahkan hasil yang pasti.