Pada 16 September 2022, HMPS SPI menyelenggarakan DISWARA (Diskusi Mahasiswa Sejarah) kembali dengan tema “Masuknya Islam di Nusantara”. Diswara kali ini merupakan diswara yang ke depalan, dan kali ini kita ditemani oleh rekan kita M Farid Al Habsyi sebagai moderator dan rekan kita Ibnu Cahyo sebagai pemantiknya. Diswara ini diselenggarakan secara luring yaitu bertempat di angkringan mang etey dan dihadiri oleh mahasiswa SPI. Selanjutnya kita bahas sekilas diswara ini agar kalian para pembaca sedikit memahami dan menambah wawasan pada diskusi kali ini.
Pertama-tama mas cahyo menyampaikan mengenai beberapa teori masuknya islam di Nusantara, teori ini ada lima, yaitu :
- Teori Gujarat
Teori ini berasal dari India. Dalam teori ini menyatakan bahwa Islam datang di Nusantara pada abad ke 13 yang dibawa oleh para pedagang dari gujarat. Teori ini diperkuat dengan ditemukannya batu nisan Malik As-Shaleh yang bertuliskan angka 1297.
- Teori Arab
Teori ini berasal dari Makkah. Teori ini menyatakan bahwa islam masuk ke Nusantara pada abad 7, hal ini diperkuat dengan banyaknya perkampungan Islam di pesisir pantai Sumatra Utara (pekojan).
- Teori Persia
Teori ini menyatakan bahwa Islam masuk di Nusantara pada abad ke-13. Dan dibuktikan dengan adanya kesamaan budaya Persia dengan budaya masyarakat Indonesia (peringatan 10 Muharram).
- Teori China
Teori ini menyatakan bahwa Islam datang ke Nusantara berasal dari Cina yang bersamaan dengan jalur perdagangan pada abad ke 7 dan 8 Masehi. Teori ini memiliki beberapa bukti, yaitu : Adanya migrasi orang” Muslim Cina dari Canton ke Asia Tenggara,lebih khusus di Palembang di abad ke 879M, Terdapat masjid tua bercorak Cina di Jawa, Gelar raja-raja yang ditulis dalam istilah Cina.
- Teori Turki
Menurut teori ini banyak Cendekiawan Kurdi yang mengajarkan Islam di Indonesia, serta buku-buku ulama Kurdi yang menjadi sumber yang berpengaruh besar.
Kemudian dilanjutkan dengan menyampaikan beberapa saluran atau sarana islamisami di Nusantara, yaitu :
- Sarana Perkawiman
Yaitu perkawinan antara pedagang mislim dengan mubaligh atau dengan anak bangwasan Nusantara.
- Sarana Perdagangan
Hal ini dikarenakan letak Aceh yang strategis dan sering dilalui oleh kapal-kapal negara lain.
- Sarana Kesenian
a). Seni ukir atau pahat
b). Seni bangunan
c). Seni sastra
- Sarana Pendidikan
Sarana ini menjadi sarana yang sangat dalam hal penyebaran Islam di Nusantara.
- Sarana Tasawuf
Sarana ini mengajarkan bahwa manusia hidup hanya semata-mata mencari kasih sayang Allah.
Kemudian acara diskusi mahasiswa sejarah ini dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dan penyampaian pendapat dari beberapa mahasiswa sejarah peradaban islam. Kemudian sebagai penutup mengambil kesimpulan bahwa Islam masuk di Nusantara pada abad ke 7 tetapi untuk fokusnya masih untu berdagang. Diskusi kali ini ditutup oleh M Farid Al Habsyi selaku moderator diswara.