Menelusuri jejak masa lalu melalui arsip dan menelaah teks-teks kuno layaknya menyelami
samudera pengetahuan. Banyak hal yang tidak terduga dapat tersingkap di dalamnya. Filologi sebagai
kompas dalam pelayaran ini, membuktikan bahwa kita dapat memunculkan relevansi, bahkan
di tengah gemerlap era modern.
Inilah yang menjadi topik pembahasan pertama dalam rangkaian acara Sekolah Sejarah bertajuk
“Relevansi Filologi di era Modern”. Sekolah Sejarah merupakan Rangkaian Studi Sejarah yang
dilaksanakan selama 2 hari. Bertempat di Pondok Pesantren Darunnajah Ngadirogo
Tulungagung, acara ini diikuti oleh mahasiswa dan mahasiswi SPI semester 1 dan 3. Mengupas
keilmuan Filologi untuk menjadi perantara dalam mengikuti era modern saat ini, dengan Nurul
Baiti Rohmah S.S., M.Hum. yang akrab dipanggil Baiti sebagai pemateri bersama M. Fauzan Taufiqi sebagai moderator. Baiti merupakan dosen yang mendalami sastra dan kebudayaan Jawa di Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung.
Diskusi yang berlangsung pada Sabtu, 9 November 2024 tidak hanya menambah
pengetahuan tetapi juga sebagai penguat pemahaman mahasiwa tentang studi sejarah.
Pada materi pertama yang berlangsung selama kurang lebih 90 menit tersebut berjalan dengan
khidmat dan interaktif. Baiti menjelaskan bahwa naskah-naskah kuno merupakan jendela waktu yang berharga. Sebagai sumber primer, naskah menyimpan informasi autentik tentang peristiwa masa lalu. Dengan mempelajari teks-teks ini, kita dapat menggali lebih dalam tentang kehidupan, pranata, dan
sejarah suatu bangsa. Filologi, sebagai ilmu yang mengkaji naskah-naskah kuno, memiliki tujuan
utama untuk mengungkap makna tersembunyi di balik setiap kata. Melalui metode diplomatik dan
pendekatan komparatif, para filolog berusaha menyajikan teks yang seakurat mungkin dengan
aslinya.
Dengan demikian, kita dapat memahami sejarah terbentuknya teks, perkembangannya,
dan nilai-nilai budaya yang terkandung di dalamnya. Hasil kajian filologi tidak hanya
memperkaya khazanah keilmuan, tetapi juga dapat menjadi sumber inspirasi untuk
pengembangan kebudayaan masa kini. Diskusi berakhir dengan tertib dan sebelum melanjutkan
materi sejarah berikutnya, para peserta dan pemateri berfoto bersama.***