Minggu, 12 April 2020 mahasiswa IAIN Tulungagung dari jurusan Sejarah Peradaban Islam melaksanakan diskusi online perdana yang dilaksanakan via WhatsApp. Diskusi ini di mulai pada pukul 08.30 WIB. Diskusi ini dinamai Diswara yang merupakan kepanjangan dari Diskusi Mahasiswa Sejarah. Diswara sendiri sebenarnya merupakan kelanjutan dari acara rutinan Formad (Forum Mahasiswa Fuad) yang mana tidak dapat dilaksanakan mengingat wabah pandemi Corona yang semakin merajalela. Diswara ini menjadi solusi bagi mahasiswa yang haus akan diskusi yang mana sangat bermanfaat untuk menambah wawasan. Diswara ini dimoderatori oleh Mirza Nabila Maulana dari SPI 2A dan pematik oleh M. Sirojul Akbar dari SPI 2A. Diskusi kali ini tentunya sangat berbeda dari biasanya dimana biasanya diskusi bisa dilaksanakan dengan tatap muka, kali ini diskusi harus dilaksanakan dengan daring. Perbedaan yang lain adalah yang biasanya diskusi hanya diikuti oleh warga SPI saja, kali ini banyak dari jurusan lain yang juga ikut berpartisipasi dalam diskusi. Bahkan ada pula yang berasal dari kampus lain yang juga berpartisipasi dalam diskusi ini. Mengingat akses yang lebih mudah dan lebih luas menjadi daya tarik tersendiri. Bertepatan dengan bulan April, tema yang diangkat kali ini adalah “April Mop antara canda dan tragedi”.
Tradisi April Mop sangatlah populer di kalangan remaja. Tidak hanya di luar negeri saja, remaja Indonesia pun tak luput dari kepopuleran April Mop ini. Namun, sebenarnya apa sih yang terjadi di balik April Mop ini? Sudah bukan hal asing lagi di telinga kita mengenai April Mop. Ketika memasuki bulan April tradisi berbohong bukanlah hal yang di larang. Malahan menjadi hal yang sangat populer di kalangan remaja atau yang kita sebut sebagai April Mop yang mana berbohong merupakan sesuatu yang diperbolehkan. Berbohong pada bulan ini di anggap sebagai lelucon. April Mop biasanya diperingati pada tanggal 1 April atau sepanjang bulan April. Orang-orang biasanya menyebutnya dengan Appril Fools Day atau hari berbohong sedunia.
Banyak versi mengenai sejarah dari April Mop ini. Salah satunya adalah sejarah dari Perancis. Berawal dari keinginan gereja khatolik untuk memperoleh waktu perayaan paskah yang paling tepat. Hal ini terjadi pada abad ke-16, Paus Gregorius XIII mengenalkan sistem penanggalan baru kepada warga Perancis. Penanggalan ini disebut dengan penanggalan Gregorian. Sebelumnya warga Perancis menggunakan sistem penanggalan Julian yang mana tahun barunya jatuh pada tanggal 1 April. Sedangkan sistem penanggalan Gregorian tahun barunya jatuh pada tangga 1 Januari. Pada saat itu bagi orang-orang yang masih merayakan tahun baru pada tanggal 1 April maka dia akan mendapatkan lelucon atau dijuluki “orang bodoh di bulan April” oleh orang-orang yang merayakan tahun baru di bulan Januari atau kalender baru. Tak hanya itu, orang-orang yang masih menganut kalender lama atau yang merayakan tahun baru pada bulan April akan mendapat julukan “Poisson d’Avril” atau ikan di bulan April yang berarti ikan yang mudah ditangkap di bulan April. Makna julukan ini adalah orang-orang yang mudah tertipu.
–
Menurut versi Belanda, April Mop berasal dari bahasa Belanda yang artinya lelucon di bulan April. April Mop ini berawal dari kemenangan Belanda melawan Spanyol dalam peperangan Brielle. Dan seorang tentara Spanyol bernama Alva de Toredo digunakan sebagai frasa dalam bahasa Belanda “Op 1 April verloor Alva zijn bril” yang artinya “Pada tanggal 1 April Alva telah mengangkat kacamatanya.”
Versi lain dari versi Perancis dan Belanda datang dari perang salib. Pada waktu itu umat Islam Spanyol kalah dari gempuran pasukan salib. Sebagian umat Islam memilih mundur dan terpaksa berlindung di rumah. Namun pasukan salib mengetahui akan hal ini sehingga mereka memiliki siasat buruk terhadap umat Islam. Mereka mengatakan bahwa akan membebaskan seluruh umat Islam Spanyol yang kala itu sedang berlindung di dalam rumah. Pada mulanya umat Islam tidak percaya dengan tawaran itu. Namun tentara salib memperlihatkan sebuah kapal yang akan membebaskan dan membawa umat Islam untuk berlayar menjauh dari tempat Spanyol, sehingga tawaran itu diterima oleh umat Islam.
Tidak semua umat Islam mempercayai tawaran itu. Namun sebagian besar umat Islam mempercayai tawaran ini dan berbondong-bondong membawa segala benda yang diperlukan untuk pergi ke pelabuhan keesokan harinya. Umat Islam yang tidak mempercayai tawaran ini tetap tinggal di rumah mereka. Sesampainya di pelabuhan umat Islam tidak bisa apa-apa karena kapal-kapal yang dijanjikan pasukan salib telah dibakar dan tenggelam. Akhirnya pasukan salib mengepung umat Islam yang sudah tidak bersenjata yang sebagian besar adalah wanita ada anak-anak. Umat Islam dibantai dengan kejam tanpa ampun. Sedangkan nasib umat Islam yang tetap tinggal di rumah bukan menemui keselamatan. Selepas umat Islam yang percaya dengan tawaran tentara salib berangkat ke pelabuhan, tentara salib menggeledah dan membakar rumah-rumah mereka serta orang-orang yang ada di dalamnya. Tragedi ini bertepatan pada tanggal 1 April 1487 M yang menjadi asal mula tradisi April Mop oleh orang Kristen.
Bagi umat Islam tak seharusnya merayakan tradisi ini. Selain cerita sejarah yang kelam tradisi ini juga bertentangan dengan ajaran Islam. Dalam ajaran Islam kita di larang berbohong walaupun hanya lelucon. Dr. Yusuf Estes di kalangan cendekiawan Muslim Mualaf menegaskan bahwa tradisi ini adalah rangkaian pembodohan untuk umat Islam. Mungkin orang barat merayakan tradisi ini hanya sebagai lelucon. Sedangkan orang timur berpandangan bahwa tanggal 1 April merupakan hari tragedi yang sangat kejam. Keduanya saling bertentangan antara timur dan barat namun keduanya juga mempunyai dasar masing-masing. Kita pun tak bisa menyalahkan teman kita jika mereka merayakan April Mop. Mungkin kita hanya cukup menegurnya saja. Namun apabila salah menegur nanti malah menjadi perpecahan. Dengan berdiskusi seperti ini akan membuka wawasan kita mengenai apa yang terjadi sebenarnya di balik suatu tradisi.
Diskusi pada hari ini berjalan lancar dan tertib. Pada pukul 11.00 diskusi telah selesai dan segera diakhiri untuk mengantisipasi kondisi yang tidak kondusif. Lalu moderator menutup diskusi dengan harapan diskusi ini akan bermanfaat bagi nusa dan bangsa dan tentunya untuk diri masing-masing. Dan semoga kita tetap di beri keselamatan di tengah pandemi Corona ini. ” Alangkah baiknya jika kita tidak mendoktrin yang benar dan yang salahnya suatu pemahaman yang berbeda dengan kita. Yang terpenting kita meyakini agama kita dan ajaran-ajarannya adalah pemahaman yang paling benar, itupun dalam konteks internal.” Pesan dari Mirza Nabila Maulana sang moderator. [Zhr]
HMJ SPI IAIN Tulungagung 12-04-2020