FORMAD : Perdana di Kepengurusan Baru “Peran Pers dalam Historiografi”

Jum’at, 14 Februari 2020, HMJ Sejarah Peradaban Islam mengadakan FORMAD (Forum Mahasiswa FUAD) perdana di tahun ini. Agenda diskusi rutinan ini dilaksanakan di gedung Arief Mustaqim lantai 3 dan dihadiri oleh kurang lebih 37 mahasiswa SPI. Selain itu, diskusi ini sendiri dihadiri oleh Fikri Haikal, mahasiswa SPI semester 6 sebagai pemantik dan Laila Karimah, mahasiswa SPI semester 4 sebagai moderator.

Diskusi di minggu pertama ini dibuka dengan tema Peranan Pers dalam Historiografi. Mengenai jalannya acara ini sendiri, Haikal menuturkan bahwa,

“Saya sangat senang, karena teman-teman sangat antusias. Mulai dari banyaknya peserta hingga banyaknya teman-teman yang bertanya, walaupun yang bertanya cuma orang  itu-itu saja, tapi bobot pertanyaan  dari teman-teman itu sangat membobot sekali.”

Lain Haikal, lain Yusuf mahasiswa sekaligus peserta forum diskusi ini memberi komentar tentang jalanya acara. “Kalau menurut saya, cukup baik karena menyangkut pautkan pers dengan historiografi yang sejatinya kalau kita membuat penulisan sejarah kita harus menggunakan bukti-bukti yang kuat dan pers itu temasuk bukti sejarah pada masa lalu,”

Selain itu, beberapa peserta juga mengeluhkan tentang kendala jalannya acara, “Sebenarnya saya tidak begitu paham dengan yang disampaikan oleh mas Haikal, soalnya penyampaiannya materi itu mblibet dan terlalu cepat. Jadi, acara ini bermanfaat tapi saya tidak mengerti,” ujar Ferinda peserta semester 2. Yusuf tak begitu puas nampaknya, ia (Yusuf), juga menuturkan tentang kendala, “Kendalanya itu pertama ngomong sendiri, itu yang jadi kendala. Jadi setidaknya harus bisa diminimalisir untuk ngomong sendirinya  agar lebih melekat pada  materi yang disampaikan oleh pemantik.”

Kendala acara ini tidak hanya dari peserta, dari pihak penanggung jawab acara, Alfan Rizaqi, mempunyai kendala tentang tempat. Diskusi yang awal mula bertemat di ruang U31, berpindah di ruang  F29 karena terjadinya miskomunikasi antara pihak penanggung jawab dengan SPI semester 4B yang pada saat itu sedang ada jam mata kuliah di ruang U31. “Untuk perpindahan ruangan itu dikarenakan ada pelobian kelas yang tidak konfirmasi kepada penanggung jawab FORMAD sendiri jadi kita termasuk kaget gitu,” tutur Alfan. Nisa dari semester 4B menjelaskan terjadinya miskomunikasi  tersebut karena adanya dosen yang izin terlambat dan pada akhirnya  mata kuliah tersebut digantikan dengan mata kuliah lain yang mengakibatkan kemoloran jam mata kuliah tersebut.

Selain itu kendala yang dihadapi adalah waktu, “Sejauh ini kendala di penempatan waktu yang menurut saya masih terlalu singkat,” imbuh alfan.  Sehingga acara yang dimulai pukul 10.20 ini harus  berakhir pada pukul 11.50, karena telah memasuki waktu sholat Jum’at.

Banyak harapan dari para peserta untuk acara ini, diantaranya, “Semoga  bisa lebih baik lagi dan berkembang , para peserta juga lebih banyak lagi untuk mengolah masalah-masalah  yang bersangkutan dengan sejarah,” tutur Yusuf. “Sebenarnya lebih ke audiennya agar lebih aktif lagi, apalagi yang semester 2” imbuh Laila.

Dan untuk agenda FORMAD berikutnya, Haikal berpesan, “Teman-teman untuk sering membaca meningkatkan bacaan mulai dari jurnal, artikel, buku dan lain sebagainya. Dan saya juga berpesan untuk teman-teman yang memilih pemantik itu agar pemantiknya memberikan suatu bacaan, sebelum acara berlangsung.”[srjl] 14 Februari 2020