Merekonstruksi Masa Lalu, Mengembalikan Kenangan: Kuliah Lapangan Situs-situs Lokal Tulungagung.

Komunitas sejarah Tulungagung pada tanggal 10 November 2019 mengadakan kegiatan blusukan ke situs Candi Dadi yang terletak di Gunung Budeg. Acara tersebut diikuti oleh anggota komunitas, pecinta sejarah, mahasiswa sejarah dan orang awam sekalipun. Asta Gayatri mengadakan acara tersebut dengan tema “mahas i purwadrsta” yang memiliki arti mengunjungi tempat-tempat lintas masa. Saat itu, situs tempat yang dikunjungi yaitu Candi Dadi.

Acara dimulai pada pukul 09.00 pagi dengan peserta berkumpul di gerbang menuju candi dadi. Sebelum berangkat, peserta diberi arahan bahwa situs tersebut berada di puncak gunung, jika yang tidak kuat diperbolehkan untuk tidak ikut atau tidak sampai puncak. Diberi tahu rute mana saja yang akan dilewati dan beberapa spot menarik.

Perjalanan mendaki ke gunung budeg sangat panas karena kami baru memulai saat siang hari, ditambah gunung Walikukun situasinya sangat gersang dan tidak ada sumber air yang ada. Pendakian ini ditempuh kurang lebih selama 1 jam sampai ke puncak gunung Walikukun dimana candi dadi tersebut berada. Tidak terlalu tinggi memang, karena candi dadi berada pada ketinggian 360 meter di atas permukaan laut.

Setelah sampai di puncak, kami mendapat sedikit materi tentang seajarh dari candi dadi oleh Pak Agung dan sambutan kecil dari ketua komunitas yang ada. Sebenarnya pada puncak lain juga terdapat beberapa candi, tetapi yang tertinggi adalah candi dadi. Kondisi candi ini merupakan candi tunggal yang tidak memiliki hiasan dan arca. Bangunannya berbahan batuan andesit yang terdiri dari atas batur dan kaki candi. Berbentuk segi delapan yang bagian bolongnya tengah seperti sumur, tetapi setiap air hujan yang turun langsung meresap dan tidak tumpah bahkan sampai penuh.

Selesai materi yang disampaikan, kami para peserta diajak ke situs yang juga berada di gunung Walikukun, yaitu berupa lingga dan yoni yang jaraknya berjauhan, tetapi tidak diketahui identitas dari benda tersebut. Setelah itu kami langsung turun gunung dan mampir untuk melepas dahaga dan lapar yang telah melilit perut.